Sunday, February 4, 2024

Meresensi "Iyan bukan Anak Tengah"


 MERENSENSI NOVEL

IYAN BUKAN ANAK TENGAH 

 


 

A. Judul buku : " Iyan bukan Anak Tengah"

 B. Identitas buku 

     Pengarang : Armarater 

     Penerbit : Skuat 

     Tahun terbit : 12 Market 2023

     Halaman buku : 292 halaman 


 C. Sipnopsis Buku 

     Novel ini mengisahkan tentang Riyan, seorang Remaja yang Selalu berharap mendapatkan tempat di tengah-tengah keluargannya yang hangat, dianggap ada, dan disayangi seperti kakak don adeknya. Namun kehadirannya sering kali hanya dirasakan ketika ada kebutuhan atau tugas yang harus dilakukan.

   Cakra Adiansyah (ayah), bekerja tapi gak terlalu sibuk. Kadang sering ambil cuti buat tinggal di rumah. Wena Akriel (bunda), lagi senang banget bekerja, jadi terkadang suka nitipin uan ke rumah oma atau ke abang-abangnya. Danan Pramansyah (anak pertama), suka emosian kalo lagi sama Iyan, bawaannya selalu kesel dan pengen marah kepada adiknya itu. Riyan Akrael Putra (anak kedua), bukan siapa-siapa. Orang-orang suka manggil Iyan. Abiuan Rafsya (anak terakhir), masih kecil jadi nurut aja. Panggilan kesayangannya Uan.

     Keberadaannya sebagai anak tengah seperti dibebani dengan segala urusan keluarganya. Kedua orang tuanya Riyan terlalu sibuk bekerja karier dibandingkan mengurus ketiga anaknya. Sang kakak, Danan, juga tidak membantunya, malah selalu menyuruhnya ini dan itu. Sedangkan, sang adik Abiuan, masih sangat kecil. Riyan harus menanggung beban keluarganya tersebut sehingga ia merasa tak bahagia dengan kehidupannya. Ditambah lagi, kepentingan Iyan selalu ditaruh paling terakhir. Sang ayah berpihak pada kakaknya, dan sang bunda berpihak pada adiknya. 

   Iyan sudah menyampaikan ke ibunya bahwa dia capek dan ibunya selalu menjaeab ,"Iya, Iyan. Bunda ngerti kalo Iyan capek. Sabar ya, sayang". Dan ternyata Bundanya lagi nyari ART baru yang cocok buat bantu-bantu. Karena Bunda nya sudah menyuruh nyuruh anaknya "Iyan," untuk memberesin rumah dan ngejagain Uan juga. Riyan menghela napas dengan lelah, sangat lelah. Dan dia marah sambil mengatakan "Sudah dari satu tahun lalu Bunda selalu mengatakan hal yang sama. Apa selama itu untuk mencari asisten rumah tangga yang cocok? Paling nggak Bunda bisa mencari siapa saja yang bisa membantu Riyan membereskan rumah, supaya Iyan bisa istirahat yang cukup setelah pulang dari sekolah yang juga sudah membuat lelah. Ditambah lagi harus tetap mengurus Uan, adiknya yang masih kecil, atau juga harus bertengkar dengan sang abang setiap hari".

    “Iyan capek, Bun. Berantem sama Abang terus.” Setelah mendengar keluhan Riyan, Bunda langsung berupaya menenangkannya."Iya, sabar, ya. lyan sementara tolong bantuin Bunda dulu. Bunda bekerja kan buat Iyan juga,” katanya. Riyan semakin malas mengeluh di depan Bundanya, karena kenyataannya Bunda sama sekali tak memberi solusi untuk Riyan. Helaan napas berat terdengar lagi dari cowok yang sedang menghadap lantai keramik putih di bawah kakinya yang mengayun pelan. Hari Senin pagi terasa sama seperti hari-hari lain yang mengejarnya tanpa jeda. Lelah, jenuh, hampa, dan menyebalkan.

      Seperti pagi ini, Riyan Akrael Putra atau yang akrab dipanggil Iyan sudah terlalu muak untuk mendengar ocehan Danan yang akan berlanjut sepanjang hari. Riyan juga tidak bisa berbuat banyak selain mendengarkan, meskipun tidak jarang ia mencoba membela diri dengan melawan. Kadang, Riyan iri kepada abang dan adiknya yang selalu mendapat perhatian dan kasih sayang yang lebih dari kedua orang tuanya. Sebagai anak tengah yang memiliki dua peran sekaligus, yaitu sebagai adik dan kakak, Riyan merasa terbuang karena keberadaannya tak dianggap.

     Pada usianya yang baru menginjak remaja, seharusnya Iyan bisa menghabiskan waktu untuk eksplor dan menemukan hal baru di hidupnya, bukannya menanggung beban dan luka yang membuatnya berdiam di satu titik dan tak membiarkannya tumbuh seperti remaja seusianya. Riyan hanya ingin diperlakukan dengan adil, disayang sebagaimana harusnya, bukan dibiarkan dan dijadikan sebagai prioritas terakhir oleh orang tuanya.

      Setidaknya, ia ingin keberadaannya dianggap dan dihargai. Akan lebih mudah baginya jika abangnya tak selalu memarahinya dan menyuruh-nyuruh seenaknya. Sebab, Iyan juga paham tanggung jawabnya untuk turut mengurus rumah dan menjaga Uan. Setidaknya, Iyan ingin sekali-kali dibela juga oleh Bunda atau Ayah. Iyan ingin didengar oleh mereka dan dimengerti perasaannya. Iyan ingin merasa disayangi sebagai anak.

  Namun, dalam perjalanan kehidupanya, Riyan yang harus menghadapi berbagai tantangan dan konflik yang membuatnya bertanya- tanya apakan dia dapat bertahan ketika kesabaran dan kekuatanya Sudan mencapai batasnya. Dan novel ini mengangkat tema keluarga Sebagai latar belakang Cerita, yang menggambarkan dinamika hubungan antara anggota keluarga dan Pentingnya saling menghargai dan meniperhatikan satu sama lain.

D. Kelebihan Novel

- Novel ini mengangkat premis cerita yang menarik dan relevan dengan kehidupan banyak orang. Novel ini mengangkat isu mengenai masalah keluarga, mencari jati diri, dan tentang cinta.

- Konflik-konflik yang diangkat pada kisah ini sangat realistis dan pastinya relate dengan pengalaman banyak orang. Maka dari itu, pembaca bisa ikut merasakan emosi dan konflik batin yang dirasakan oleh Iyan, sang tokoh utama.

- Armaraher menuliskan novel ini menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Gaya bahasanya juga sederhana ala anak muda, juga banyak menyelipkan humor yang semakin menyegarkan kisah ini. Gaya penulisan ini membuat alur kisah ini mengalir dan ringan untuk dibaca.

- Kisah ini juga tentunya mempunyai pesan moral yang menjadi pembelajaran bagi para pembaca, yakni mengenai peran komunikasi yang penting, saling menghargai dalam hubungan kekeluargaan, dan mengenai cara mengatasi masalah secara bijak serta bertanggung jawab. Secara lebih lanjut, kisah ini dapat memberikan inspirasi bagi pembaca untuk mengatasi masalah yang serupa. 

- Secara visual, tampilan sampul novel ini juga sangat menarik. Dengan ilustrasi meja dan foto keluarga beranggotakan empat orang, dan foto seorang lelaki, menggambarkan Iyan yang tidak dianggap oleh keluarganya. Pilihan warnanya juga sangat menarik dengan perpaduan yang pas.


E. Kekurangan Novel

- Penggambaron sosok iyan sebagai seorang anak SMA dianggap terlalu keanak- arakan dan tidar Sesuai dengan usio SMA. Hal ini membuat karakter iyan terkesan tidak konsisten dengan judul butu 

- lebih banyak menceritakan sosok Doran dan Segala problematikanya sebagai Pertama, sehingga fokus cerita dari karakter utama anak teralih


Meresensi "Iyan bukan Anak Tengah"

  MERENSENSI NOVEL IYAN BUKAN ANAK TENGAH      A. Judul buku : " Iyan bukan Anak Tengah"  B. Identitas buku       Pengarang : Arma...